Sabtu, 14 November 2009

Es Susu Meises

Pada suatu hari,temanku datang ke rumahku. Yang datang yaitu Utha,Elsha,dan Silvi. Kami mencatat keterangan Lambang Kotawaringin Timur bersama.
“ra,kita bikin Es Susu Meises,yuk!”ajak Elsha.
“hmm..bagaimana ya..oke,deh!” Kami pun,membuat Es Susu Meises sampai tujuh bungkus. Membuatnya tidak terlalu sulit,lho! Hanya butuh kesabaran untuk menjadikan Es Susu Meises yang enak dan lezat.
“eh..gimana kalau kita jual aja? Lumayan,kan,hasilnya..bisa buat sama sama..”
“okey!”seru Elsha. Aku mengambil Koran untuk menutupi nampan Es Susu Meises dari cahaya Matahari yang sangat terik,hamper sepanas si jago merah.. hihihi..mana mungkin,ya!
“jual..jual..Es Susu Meises... satu harganya seribu..”kata Elsha menjajakan minuman segar itu.
“ya! Tanpa pengawet,pemanis buatan..bahan alami! Dan..murah! penyegar..penghilang dahaga..”kata Utha.
“kita pindah tempat,yukk..panas nih,..”seruku.
“ya..okey,,kalau begitu..”kata Elsha.
Kami menjajakan semua itu,tujuh bungkus,dengan semangat yang tinggi.
Kemudian,ada Bapak Pemulung yang mengambil Koran Koran kami.
“biarkan saja..bersedekah..kasihan,kan..”kata Elsha.
“iya,aku kasihan banget,sa..”kataku pada Elsha.
“eh..gimana kalau kita kasih Es nya ke bapak itu? Aku..kasihan..”usul Elsha.
“okey! Ide bagus!”kataku.
“ya..!! aku juga merasa begitu..”kata Silvi.
“ya..!! kita sama sama memberinya,”kata Utha.
Kami berusaha memberi Bapak Pemulung yang terlihat letih,capek itu.
“pak..ini,Es buat bapak..”kata kami semua.
“Alhamdulillah..makasih,ya,nak..Semoga cita cita kalian tercapai,kelak..”kata Bapak itu.
“amin,pak..amiin..”kata kami. Walau hanya memberi satu es saja,kami masih merasa kasihan. Kami pun,tetap memandang Bapak itu dengan rasa sangat kasihan. Bapak Pemulung itu pun,meninggalkan kami dari tempatnya. Di jalan,bapak itu menangis. Tetapi ia hanya dapat menghapus setitik air matanya.
“eh..kenapa kita enggak kasih dua aja? Kasihan,kan..”kata Silvi.
“iya,tadi aku juga fikir begitu..”
“sebaiknya kita beri saja,kasihan..”jawabku.
“iya..itu benar,benar,benaaarrr sekali!”kata Utha.
Kami pun memberinya satu bungkus lagi. Bapak itu senang sekali,dan berkata
“Alhamdulillah..Ya Allah..Semoga amal ibadah kalian..ditrima oleh Allah SWT. Ya,nak..”kata Bapak itu mendoakan kami.
“makasih..sama sama,pak..”jawabku.
Aku benar benar masih berasa iba. Tadi kami meminum dua Es. Sekarang.. Es itu bersisa tiga, tetapi kakakku memintanya. Ya sudah,biar saja. Sekarang,Es itu bersisa dua. Sayangnya, tak ada yang ingin membeli es kami.
“kita beri semuanya saja..sekarang saja..kasihan bapak itu..bagaimana?”tanyaku.
“hmm..oke!”jawab semuanya berbarengan.
“ya..ayo!”seruku. kami berusaha untuk memberinya.
“pak..ini..buat bapak aja,semuanya..soalnya enggak laku..”kataku.
“Lho! Kok dikasih lagi..udah banyak,nak..”kata bapak itu.
“sudahlah pak. Trima saja..ya..”kataku lagi.
“iya pak..”kata Utha.
“ya sudah,deh..Trimakasih,semuanya..”kata Bapak itu. Aku melihat bapak itu terus menerus. Saat bapak itu duduk di suatu tempat,bapak itu terlihat senang meminumnya. Kelihatannya,segar..ya..Es Susu Meises buat Bapak Pemulung..walaupun hanya empat bungkus es,tapi kelihatannya sangat menyenangkan bagi kami..mungkin,peristiwa itu takkan kulupakan..

Kejadian: Minggu, 12 September 2009, Sore hari.
Pelajaran untuk kalian: Memberi untuk orang yang benar benar membutuhkannya, Menghormati orang lain,Ikhlas memberi orang lain

`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`~`

Tidak ada komentar:

Posting Komentar